Friday, December 5, 2008

tadi pagi

dalam waktu yang begitu terasa nyerpek
karena kemalasan yang sudah biasa untuk mengawali hari-hariku
ketika jam dinding komando yang seingatku biasa mati diam
pagi ini berdetak sinkron dengan jam dinding hadiah perkawinan kita
meski ada selisih dua menit, toh sama saja karena yg satunya dicepetin lima menit
kita sempat ngobrol panjang, soal sebuah cita-cita
pagi ini aku bahagia sekali, mendengar itu semua darimu
sesekali kusampaikan pendapat2ku, yang pasti belum tentu benar
soal bagusnya seperti apa sekolah itu, bukan soal bangunannya
soal anak-anak petani dan nelayan, soal sikap sekolah, sikap gubernur dan walikota
yang tentu masih sibuk dalam hari-hari awal masa baktinya
tenang, waktu masih panjang, dan seorang kawan tidak akan lupa kawannya
masih banyak yang dapat dikerjakan, dengan kamera poket dan pena
juga fotomedia edisi anak indonesia 95, yang kita jaga biar tidak lusuh itu
sayangku, aku tahu waktumu tidak banyak dalam sehari buat itu
karena sebentar-sebentar banyak yang meminta perhatian, atau menarik-narik rambutmu, atau marah-marah karena minta dibuatin susu
tapi pagi ini aku bahagia, ada waktumu buat hal itu
bukan sesuatu yang instan, tapi cuma perlu kesabaran, dan tentu nasib baik yang selalu kita minta
waktu masih panjang, dengan izin Tuhan, banyak yang dapat kita kerjakan
sayang, misi yang seperti ini memerlukan endurance dan konsistensi
dan itu semua digerakkan juga oleh alam bawah sadar
bukankan salah satu kekuatan kita sudah diuji lebih dari 8 tahun?
waktu sudah makin mendesak saja, meski aku sudah memutuskan membolos SKJ, untuk perbincangan dan percumbuan mesra kita
tapi karena si kakak juga, hari ini tumben minta buru-buru berangkat
teh manis hangat dan dua kerat pisang goreng kunikmati tanda kasih sayangmu
aku akan sedikit ngebut mengkompensasi keasyikan kita, aku sayang kamu, waktu masih panjang, dengan izin Tuhan, banyak yang dapat kita kerjakan




10 comments:

Anonymous said...

buat sisayang mah akan selalu ada waktu lah....apalagi dah 8 tahun teruji pasti itu mah

Anonymous said...

tak kusangka bang Sutoyo yg sepintas terlihat garang dan macho, ternyata berhati lembut

Anonymous said...

Romantis pisan nih Om ;-)

Anonymous said...

anjriiittt...
dalem
bisa juga
bo'ong mbakayune'...
masak
ini si om kumendan???
:-O
:-O
badan rambo hati rinto
anjrit maning...
wah...
keren
keren
dua kerat pisang goreng itu tiada kesannya dibandingkan dua kerat hati beserta tiga empedunya

Anonymous said...

jujur ini romantis banget!

wijay said...

Oh, really a nice morning !"Kita benar-benar akan menyadari betapa berartinya sesuatu setelah kita kehilangannya.."

Artika sari said...

semalam kudengar berita dari orang terkasih,

"komandanmu sudah mulai menulis lagi"

ternyata, banyak yang menunggu tulisanmu, walau mereka cuma mengamati dari sudut diam.

DIAN said...

Teh hangat & 2 kerat pisang goreng. Melakolis dan romantis. Ya membuat
8 tahun perjalanan yg cukup lama menjadi semakin romantis.
Hati-hati bung. Semoga tahun2 ke depan tidak tergelincir lalu terjebak pd jurang penyesalan.

Tabik.

Anonymous said...

paling tidak suka membaca ini...

Anonymous said...

menyakitkan hati...