Thursday, January 1, 2009

Play The Game

Dahulu saya juga seorang anak...
Kalimat di atas dikutip dari kalimat pertama buku scouting for boys tulisan Lord Badden Powell, Bapak Pandu Dunia, yang kita baca terjemahannya di perpustakaan sekretariat Astacala beberapa tahun yang lewat.
Penulis pada bagian awal tulisan menceritakan bagaimana awal mula interaksi & ketertarikannya dengan hal-hal wilderness pada saat masih kanak-kanak dan kemudian kecintaannya kepada kegiatan-kegiatan menjelajahi daerah baru, petualangan dan kegiatan dengan media alam terbuka tersebut berkelanjutan telah menjadi "hidupnya" dan melahirkannya sebagai seorang yg kita kenal, dan selanjutnya dia berharap, di belahan dunia manapun akan tumbuh generasi-generasi baru yang menirukan jejaknya atau pun "mengubah" hidupnya. Seperti seakan-akan dia telah mengatakan,"Pilihlah jalan ini."
Sepakat dengan penulis di atas, mengajak anak-anak mengalami sendiri petualangan dalam kadar yang terukur baik diharapkan akan memberikan bekal mental yang berharga. Petualangan sebagaimana diketahui dapat memunculkan dua output ekstrim yang bertolak belakang, ketagihan dan memunculkan minat berkelanjutan atau trauma dan memunculkan penolakan mencoba kembali atau melanjutkan. Munculnya minat melanjutkan juga berarti keinginan untuk menularkan, menceritakan pengalaman yang pernah dialami dan mengajak orang lain untuk mengalami hal yang sama. Sepertinya hal ini berbeda dengan seorang senior di sebuah perguruan tinggi yang ingin "menularkan" atau membalaskan pengalaman tidak enak yang dialaminya kepada yuniornya dalam OPSPEK. Pengalaman anak-anak juga akan bermuara kepada dua kemungkinan tersebut di atas. Untuk kanak-kanak ada tiga hal penting dimana pengalaman atau sebut saja ujiannya dapat diciptakan/dikondisikan yaitu keberanian, hal baru dan orientasi lingkungan.
Liburan anak minggu ini kami rencanakan akan menjadi "games" buat anak-anak untuk melewati hari-hari dengan pengalaman seperti yang dipaparkan di atas, termasuk buat saya yang juga sedang menguji diri saya soal perencanaan, harapan dan pencapaian.
Tujuan, waktu & format liburan sudah ditentukan, maunya waktu liburan dan cuti bersama natal kemarin, apa daya hotel sdh fullbooked sehingga jadwal segera digeser seminggu setelahnya. Karena liburan ini tidak beli paket wisata, maka kami bagi-bagi tugas, istri kebagian pertiketan pesawat & pakaian, saya kebagian booking hotel, pesen mobil, perlengkapan & belanja logistik. Buat niven sebagai anak tertua juga sudah jelas, membawa joran pancing baru-nya sendiri yang dibalut kantong tripod kamera. Tujuan utama adalah pantai Parai, Pulau Bangka dan Pangkal Pinang sebagai tujuan antara sebelum ke tujuan utama & sebelum pulang. Jarak Parai PangkalPinang sekitar 45 km dengan jalur darat aspal mulus.
Disamping akan menikmati bentang alam pantai yang biru dan mengamati kaum nelayan yang melintas dengan kapal kayu dan perahu, anak-anak akan dapat mencoba permainan2 yang disediakan hotel. Permainan itu katanya seperti banana boat dan parasut yang ditarik boat,-sebut saja paraboat-, yang saya pun juga belum pernah mencobanya.
Selain permainan2 itu, saya ingin mengajak anak-anak menikmati games aplikatif berupa petualangan2 kecil lain. Untuk itu peralatan2 outdoor activity seperti tenda, alat-alat masak, alat-alat mancing dengan logistiknya juga disiapkan. Seingat saya, dari hotel arah ke pantai terus melipir ke kiri kira-kira 300m ada sebentuk hutan kecil, dengan vegetasi khas pantai seperti kelapa & ketapang. Sepertimya tempat itu cukup bagus buat mendirikan tenda dan menikmati segala aktivitas seputarnya seperti memasak, makan di alam terbuka, memancing, membuat perapian dan tentu menikmati secangkir kopi,- olahan dari biji2 kopi terbaik tanah air Indonesia-, sambil mengagumi hamparan laut biru, laut yang menghubungkan nusantara dan bangsa-bangsa di dunia disertai belaian angin laut cina selatan yang menggerakkan lidah gelombang pantai silih berganti.
Bila setting ini sukses, dan kemudian kami berkesempatan menginap di tenda semalam, maka, anak-anak telah berhasil mengatasi rasa takutnya terhadap bayangan monster yang muncul dari laut sepeti godzilla atau naga raksasa, pagi hari bila cuaca cukup bagus, maka dihadapan saya akan terlihat sebuah obyek fotografi yang indah : tenda, anak2 yang terbangun lebih pagi, asap dan unggun api, yang perlahan tertimpa sinar matahari terbit dan bibir pantai yang selalu dinamis.
Dua malam kami akan menginap di pantai Parai ini, hari minggu siang tanggal 4 Jan 09 kami harus bergerak ke Pangkal Pinang, menginap di sana, merencanakan menikmati seafood sebelum pagi harinya kami akan bergerak ke Palembang kembali, menemui dunia nyata.
Kami berharap yang akan terjadi jauh lebih indah & membahagiakan dari yang kami rencanakan, dan bagi anak-anak akan tersimpan memori dan pengalaman yang berharga, menegangkan sekaligus menyenangkan, sehingga suatu saat kelak merela juga memilih dengan yakin jalan hidup, sambil menyepakati ucapan Hercules kepada sahabatnya ,"Mengembaralah, dan ceritakanlah ke anakmu, sehingga sebagian dari dirimu akan terus hidup."





3 comments:

Anonymous said...

wuih,,,,,keliatannya bakal seru nih...
Udah lewat ya???gmn???seru kan????
Harusnya aku bisa ikutan nih..next time kali ya...

Anonymous said...

ini sudah atau baru rencana to?
klo sudah terealisasi jangan lupa true setorinya. sesuai rencana atau tidak.
btw, utk phobia terhadap penampakan godzilla dan semacamnya bisa jadi memang cilikan masih peka indra keenamnya. tokoh godzilla hanya sebagai pengalihan objek mengingat dia tidak bisa mendeskripsikan objek penampakannya itu. semoga bukan ya...
sukses utk yg bisa jalan2. aku libur natal mung leyeh2 di rumah tok.

Anonymous said...

Bahkan hanya membayangkan sebuah keinginan dan harapan akan terasa indah, meski kita tidak tahu apa yang terbentang di hadapan kita benar-benar akan seindah yang dibayangkan atau sebaliknya.

Sebuah petualangan tentunya akan menyenangkan bagi semua orang. Anak-anak maupun orang dewasa. bereksplorasi terhadap sesuatu yang masih menjadi enigma merupakan suatu tantangan tersendiri. Ketika mampu mengatasi tantangan itu, maka akan menimbulkan kepuasan dan memunculkan ketagihan baru untuk melanjutkan pada tantangan yang lebih seru. Pengalaman-pengalaman batin yang membahagiakan yang terjadi baik pada anak-anak atau kita sendiri akan menjadi referensi dalam hidup yang dapat dibagi ke orang lain.

Semua akan indah tergantung setelan otak kita.