Monday, August 4, 2008

Bandung undercover


Kalau lagi sempat ke Bandung, jangan cuma inget pusat perkulakan pasar baru, cibaduyut, pisang molen, brownis kukus, atau C-mall yang kalau di Jogja biasa disebut abal-abal, tempat berburu pakaian ex import. Ada tempat-tempat penting lain buat kita "pesan berantai-kan" ke kawan, handai taulan dan kerabat yang barangkali sedang jalan-jalan atau justru kuliah di Paris Van Java itu.
Di Cikapundung, emperan kantor PLN, disana bursa buku loak, untuk mencoba peruntungan menemukan buku-buku "sepanjang masa" yang tersembunyi di sekian tumpukan, sepanjang masa untuk melawan katakan dengan pendek masa, kurun tertentu, anget2 tai ayam, yang saat ini mendapat setempel best seller di toko-toko buku. Yang demam bikin trilogi, tetralogi, serial dan komik-komik yang memang candunya sangat digandrungi. Gampang nebaknya, kalau suatu judul laku di pasaran, tiggal bikin tema yang mirip, dijamin tetep juga laku. Ayat-ayat cinta, ketika cinta bertasbih, munajat cinta, la tahzan dll atau laskar pelangi, sang pemimpi dll yang suatu saat mencoba mengexploitasi belitung, tapi kerumunan itu lupa menceritakan kisah tragedi terkait 65 yang juga bertalian erat dengan tanah yang indah itu. Buku-buku yang kalau-pun sesekali menyuarakan penjelajahan, cukup menjadi nawaitu yg diucapkan di bibir saja dan lalu dianggap sah. Ah sudahlah, bila beruntung, di emperan Cikapundung akan kita temui buku-buku yang pernah menjadi simpul-simpul peradaban atau minimal yang mencatat sejarah soal itu.
Lalu lewatlah di Cihapit, cuma beberapa ayunan langkah dari outlet2 factory yang menjamur di jalan RE Martadinata, Cihapit ini pasar loak baju, sepatu, onderdil atau apa saja yang bisa jadi duit. Tempat panggung pertemuan uang yang mencari barang atau barang yang mencari uang. Yang diperankan oleh pahlawan2 ekonomi keluarga. Atau mahasiswa yang terpaksa menjual celana jean atau kaset buat bertahan hidup beberapa hari ke depan, karena kiriman uang orang tuanya di kampung telah habis.
Dan kemudian bawalah oleh-oleh kopi aroma yang nikmat tiada tara, Koffie Fabriek, demikian tertulis di bungkusan dan dinding pabrik sekaligus toko tersebut. Persis di pojok gang ke-2 jln banceuy, masuk dari pojok penjara Banceuy, yang dulu proklamator Bung Karno pernah menginap, lorong depan pabrik lurus menatap pasar baru. Biji-biji kopi yang diolah di sini terkumpul dari hasil bumi terbaik berbagai penjuru tanah air, Banyuwangi, Flores, Toraja, atau lereng-lereng Bukit Barisan di Bengkulu, Jambi tanah Sumatra. Dan mengalami penyimpanan 6-8 tahun sampai diolah dengan tungku kayu karet untuk dapat disajikan. Robusta atau Arabika, Robusta agak ada asam-asam dikit, memang untuk penikmat kopi dan Arabika yang cenderung pahit untuk kita ambil manfaat
kafein-nya, demikian kira-kira cerita sang owner, pewaris sekaligus pemelihara heritage ini. Yang juga menjadi saksi sejarah semenjak tahun 20an, minimal soal hasil bumi perkebunan Indonesia, karena memang toko dan pabrik itu sudah berdiri sejak 1930. Tanpa niatan untuk membesarkan volume usahanya. Ya, bergulir saja menikmati yang ada. Saya sesekali berpikir, akan lebih baik bila di depan toko itu dibuka semacam warung atau kafe yg senada dengan toko itu. Dengan sinar temaram malam dan secangkir kopi sepertinya akan mampu mengurai sejarah tempat itu dan sayap-sayapnya. Buat apa itu semua? Apa yang dicari? Mungkin itu pertanyaan di benak owner. Toh kopi dari situlah yang konon saat ini menjadi pilihan utama bagi selera kopi kelas atas baik di hotel dan kafe di tanah air sampai manca negara. Dan dia mungkin cukup puas dengan itu. Ya, konsistensi yang terus dijaga, sejak puluhan tahun yang berlalu. Sebuah pilihan yang aneh masih kita temui hari ini. Saat orang berlomba-lomba memanfaat segala peluang yang ada untuk memperoleh akses sebanyak-banyaknya untuk menambah pundi2 kekayaan pribadi dan aktualisasi kepada materi. Yang kata koran konon mendorong dokter atau aparat yang seharusnya besar fungsi "melayani rakyat"-nya untuk menjadi profit oriented, mengejar balik modal saat buat kuliah atau masuk menjadi aparat, atau karena tergetar oleh pertanyaan2 yang lazim kita dengar sehari-hari, sudah punya apa? mobil, rumah sudah berapa? masih ngontrak apa rumah sendiri?jabatannya apa?
Secangkir kopi robusta, dalam cangkir logam stainless made in India telah sampai ke ampas. Dan masih aku ingat, lebih dari sepuluh tahun yang lalu, sekitar 1-2 blok dari pabrik kopi itu, dalam sebuah toko jean yang sama unik dan tempo doeloe-nya, dalam kamar gantinya beberapa poster artistik wanita-wanita yang menyampaikan keindahan tubuhnya.


5 comments:

Anonymous said...

sip om liputannya eh tulisannya. aku kok ndak pernah ke tempat2 itu ya. 7th di bandung ndekem di cipagalo tok :-D

Anonymous said...

meski tidak asing dengan Bandung tp belum sempat menjelajahi sampai ke sudut-sudut itu. Deskripsi yang bagus sekali, saya bisa ikut membayangkan situasi dan suasananya ^_^

Artika sari said...

menjelajah ke berbagai wilayah, tentunya merupakan suatu hal yang interesting buat saya pribadi. terlebih dimasing-masing wilayah tentu mempunyai makanan khas yang tidak terdapat di tempat lain.
seperti di bandung : brwonies amanda,
dodol garut, peuyeum, dll..
hmm..... mengasyikkan sekali, apalagi kalau kebagian mencicipi tentunya.

Alvi said...

Saya jadi teringat pengalaman saya ke Bandung sekitar 4 tahun yang lalu. Mengenal dan menjelajah kota Bandung sebagai salah satu kota tertua di Indonesia (Parisj Van Java) merupakan suatu hal yang menarik namun sayangnya kepergian saya kesana tidak dibarengi dengan berkunjung ke beberapa historical places yang menjadi landmark kota tersebut.Waktu itu umur saya masih 18 menjelang 19 tahun. Dan liburan saya disana hanya diisi dengan berbelanja baju-baju remaja di distro shop dan factory outlet dan minum yoghurt di cisangkuy....(maklum, saya hanya 1 hari saja disana). Rasanya perjalanan saya kurang bermakna dan "tidak ada apa-apanya" dibandingkan dengan liputan Bandung Undercover yang Bapak uraikan.
Terimakasih buat infonya yang sangat menarik dan mudah2an saya bisa ke Bandung lagi mengunjungi tempat2 yang Bapak sebutkan.... :)

REzaz said...

POsting Yang BAgus...


Apalagi Klo Bisa Tukeran Link,....