Wednesday, November 5, 2008

kabut awal november


itu kabut awal november
yang dibawa angin lembah burangrang
atau kondensasi nafas pepohonan pegunungan sunda
itu juga danau situ lembang
yang dulu pernah kupikir kami tidak akan bertemu lagi
tapi kemauan menemukan jalannya yang pernah mustahil
beberapa orang telah beruntung menemuinya
berarti juga beberapa yang lain beruntung tidak menemuinya
itu semua saksi mata soal manusia-manusia yang menemui ujian-ujiannya
melewati dengan nyata batas manusia, sebagian tidak mampu melewatinya
bukan soal uang atau materi, tapi konon soal kehormatan
ragu-ragu kembali sekarang juga
itu juga hujan bulan november
yang deras mengguyur tanah-tanahmu
ia membawa kesuburan dan sekaligus desak kesulitan yang cuma perlu dinikmati
tanah-tanah becek menempel menyelip di sol sepatu lars
di depannya lagi ada bunga mawar
warnanya ragu-ragu, tidak putih atau bener-benar merah
bahkan kali pertama mataku tertuju padanya-pun kupikir bunga rumput liar
ia cenderung merah jambu, dan keraguan-raguannya adalah keindahan
dan sejak pertama ia telah bertualang

ia tidak tumbuh di pekarangan rumah mewah yang dipagar tinggi
ia tidak tumbuh di pameran tanaman
ia tumbuh dari siraman hujan dan embun dari alam raya
mungkin dulu seorang iseng "membuangnya" kesana
jauh dari habitat yang "seharusnya"
tapi begitu, dia tumbuh subur, di musim hujan november ini
dan mungkin meranggas pada musim kering nanti
atau malah berkembang sepanjang masa karena adaptasinya?
menilik batang-batang dan duri-durinya yang kokoh menyebar
dia menyimpan genetik yang tangguh dan ulet, jauh di atas kesadarannya
itu tunggul-tunggul kayu, sisa penebangan yang timbul tenggelam tertutup air danau
di seberangnya yang jauh di sisi sana, aku masih ingat sungai cimahi
yang jernih menyediakan sumber air bagi makhluk yang "tersesat"
di kanan kirinya batang-batang kayu yang tertutup lumut
penanda arah matahari terbit atau tenggelam
itu hujan awal november
seperti juga hujan yang menahan seorang gadis yang pulang sekolah
seperti yang ditunggu anak-anak kecil yang akan main bola
seperti yang ditunggu petani yg sudah mulai menghitung kerugian dari sewa pompa air para juragan
seperti yang ditunggu orang gila yang membayangkan hujan sebagai suatu sumber kekuatan yang magis
itu kabut awal november
yang kutunggu momen terbaiknya, setidaknya menurutku
mula-mula ia tipis menutup ujung-ujung punggungan
hampir-hampir menyentuh permukaan air danau
lalu beberapa saat berikutnya bersama hujan ia melengkapi misteri hutan tropis
yang kemudian ia coba kita abadikan di hadapan mata kita
meski sebenarnya dia sudah tersimpan lama di hati dengan gambaran yang jauh lebih indah



2 comments:

Anonymous said...

"beberapa orang telah beruntung menemuinya
berarti juga beberapa yang lain beruntung tidak menemuinya"
aku tidak masuk kategori di atas, karena merasa tidak beruntung. entah dalam hal menemui atau bukan.

fotonya diakehi...
ditunggu nuansa acarane.
ini baru deskripsi pengenalan medan to. tapi dibikin juga kaya artikel catatan perjalanan yg kaya di trimedia itu.

Anonymous said...

ketika saya membaca tulisan ini, saya teringat kepada puisi saya.

" Bagiku kamu tidak merah,
Bukan pula putih,
entah aku bingung mendefinisikanmu,
lantas bagaimana bila aku menyebutmu merah jambu? "

mawar itu tidak pernah ragu,
yang ragu itu hati, karena sejak awal mawar sudah menunjukkan kejelasan warnanya yang indah.


:)