Monday, September 15, 2008

Ngapel


Untuk kesekian kalinya dalam kunjungan kenegaraan ke Yogyakarta.
Masih dapat menyisihkan waktu buat ngapel.
Tengah malam tadi, menjelang back home ke negeri andalas ini.
Tidak ada yang istimewa saat ngapel semalem itu.
Semuanya setandar seperti masa-masa yg lewat.
"Cuma" kenikmatan segelas teh melati gula batu
dan beberapa kerat jadah bakar.
Sesekali terdengar jenggleng2 kereta api dari arah setasiun tugu.
Tanda perpindahan manusia ke negeri timur atau negeri barat.
Ngapel Pak Man & Lik Min malam itu, saksimata Yogyakarta.

Dan di sebelahku seorang pemuda ngamen.
Sebuah lagu cah enom yang meluncur cukup sering kudengar,
tapi tanpa tahu apa itu.
Ku-request lagu2nya Bang Iwan Fals atau Mas Ebiet.
Sayang tak banyak perbendaharan, Ebiet nihil, Iwan cuma ada dua.
Belum ada judul? Gak apal liriknya.
Senja tugu pancoran? Gak tahu yang mana.
Memang aneh, biasanya dua itulah pakem pengamen jalanan.
Ya, sudah, terserah mau nyanyi apa kami dengarkan.
Kukeluarkan uang lima ribu rupiah, anggap saja satu lagu seribu.
Mase merespon dengan dua lagu lagi, lagu cah enom, Dewa 19
dan Ungu, yang reff-nya -maafkan aku, menduakan cintamu-.

Teh melati mulai dingin, maksud hati tentu ingin bertahan.
Tapi kalau umpama pesta, malam tadi harus berakhir.
Karena harus jaga kondisi, setelah beberapa malam dalam mode yang sama.
Agar angin malam tidak terus merongrong membawa mengguk di tenggorokan, katanya.
Dan hari ini adalah dunia nyata. Ketika dari sudut jendela, tampak merapi, merbabu dan lalu gunung sindoro & sumbing, lalu sepertinya di belakang sana gunung perahu, lalu lautan yang benar-benar biru. Beberapa detik kemudian awan-awan tipis yang tersebar luas menutup pemandangan. Bangun dari mimpi-mimpi.





2 comments:

Anonymous said...

eh malam kapan ki?
sayangnya akhir pekan kemarin bolak balik yk-sm. tp minggu sore sempet mampir pugeran loh.
om, kalo pengen ngeteh poci, dirimu mampir ke tempat baruku saja, banyak macamnya. tapi di sini zonder wong mbarang. ada lah, tapi sikit kali.
tentang bagaimana suasana nikmatnya, bisa dicombo saja, nikmat on all location. seperti t-shirt dgn all size-nya.

Anonymous said...

anjrit aku seneng moco sing iki. cara mendeskripsikan suasana dgn bahasa sederhana.
Soale buatku, sederhana itu terlalu rumit bikinnya.
moco dikik maneh. tak serap ngelmune dari sekedar kerak meningkat ke deskripsi :-D