Tuesday, May 8, 2007

Wang sinawang

At Thu, 30 Sep 2004 11:27:05 +0700, I wrote :
Hidup memang wang sinawang kok, yang kuliah kadang-kadang pengin cepet2 lulus, kerja, kawin, bikin anak, punya anak dll, yang menurut yang nyawang/lihat kayaknya ideal banget. Yang sedang dialami (sebagai mahasiswa) terasa ada yang kurang, lalu ada yang ngalamar kerja, nglamar manten dll. Tapi gimana setelah kuliah, kerja, kawin, ternyata semua punya konsekuensi. Kamsudnya, kadang2 waktu/kesempatan nggak akur sama uang.Saat kerja atau menikah dan punya duit banyak, maka waktu yang 'tidak ada', tidak ada waktu buat mengamati sekeliling, tidak ada waktu bersosialisasi, tidak ada waktu berkreasi diluar kantor, waktu cuma habis buat kantor dan keluarga.Otak semakin berputar, punya rumah, punya mobil bagus, istri additif, status sosial di perumahan, status sosial di pengajian(?), memenuhi rengekan istri, diatur istri dll. Tanpa terasa terpenjara dengan 'kenormalan', 'pakem', 'rutinitas' ,standard...Tapi ya itulah hidup, yang penting siapkan dulu mental dan prinsip, biar gak cuma/semakin nelongso mengenang keemasan masa lalu... Biar nggak terjadi teori psikologi massa, saat ada di kerumunan, seorang cendering kehilangan 'kepribadiannya', analogi saat di kehidupan keluarga, seorang kehilangan prinsip2 hidupnya (karena takut istri misalnya)... karena saat prosesnya terlalu menyayangi dan cinta sang calon...Ya, repot dan wang sinawang manusia itu, sementara orang-orang di penjara menunggu hari kebebasan, yang merdeka justru mencari penjara2nya sendiri..

No comments: